Banyak prakarsa relevan yang telah
dilakukan dalam konteks meningkatkan produktivitas
bangsa dalam lingkup daerah maupun nasional, dengan usaha menumbuhkembangkan Pengusaha Pemula dan
Bisnis Inovatif di Indonesia.
Selama perjalanan otonomi daerah, banyak kepala daerah yang telah melakukan
langkah terobosan kreatif-inovatif untuk keberhasilan pembangunan di daerah
masing-masing. Sebagai contoh, prakarsa
pembentukan Pusat Inovasi dalam pembangunan Science
and Technology Park di daerah maupun National
Science and Technology Park di Kawasan Puspiptek, Tangerang Selatan.
Pusat
Inovasi adalah suatu organisasi atau unit organisasi yang berfungsi sebagai
simpul, hub atau gateway dari jaringan kemitraan yang memberikan jasa layanan terpadu
untuk menumbuhkembangkan Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi (PPBT) dan bisnis
yang inovatif. Beberapa
tokoh usia muda Indonesia berhasil membangun PPBT dan bisnis inovatif, bahkan memperoleh apresiasi secara
internasional. Banyak pula yang luput dari perhatian kita dan
tidak terliput oleh media massa. Namun mereka adalah
para pemimpin, pionir, pelopor, para inovator yang berkontribusi nyata bagi pembaruan
Indonesia. Saat inilah momentum terbaik agar para champion tersebut saling
berbagi pengalaman untuk pembelajaran dan meningkatkan langkah-langkah perbaikan
ke depan.
Sejak
tahun 2012 BPPT berusaha mendorong dan berkolaborasi dengan daerah-daerah mitra
serta perguruan tinggi untuk bersama-sama mengembangkan UKM inovatif melalui Pusat-Pusat
Inovasi.
Kegiatan
Technopreneurship Camp ini berlangsung
dari tanggal 4 Juni hingga 6 Juni 2015. Acara ini merupakan upaya mencari potensi-potensi
bisnis dari kalangan muda khususnya dari wilayah Tangerang Selatan, baik dari lingkungan
perguruan tinggi maupun masyarakat umum. Ide-ide bisnis yang cemerlang akan diikutkan
dalam proses inkubasi di Balai Inkubator Teknologi – BPPT.
Dalam
acara ini BPPT mengajak Institut Teknologi Indonesia (ITI) dan Pemkot Tangerang
Selatan menggali potensi-potensi bisnis yang dapat dikembangkan. Misalnya potensi
bisnis anggrek, bisnis kuliner dan bisnis-bisnis teknologi yang produknya banyak
dihasilkan oleh lembaga litbang di Puspiptek dan perguruan tinggi yang banyak terdapat
di Kota Tangerang Selatan.
Acara
ini diikuti oleh sekitar 200 peserta, baik berasal dari perguruan tinggi di
Tangsel maupun UKM inovatif di sekitar Tangsel. Sedangkan narasumbernya berasal
dari BPPT, ITI, para praktisi bisnis, lembaga pembiayaan, dan lain-lain. Materi
diawali dengan konsep teknopreneurship, motivasi bisnis dan materi teknis bagaimana
menyusun rencana bisnis. Kegiatan akan diakhiri dengan presentasi bisnis dari peserta
di hadapan juri yang akan menentukan bisnis tersebut layak atau tidak untuk dikomersialkan.
Perguruan
tinggi yang bermitra dengan BPPT dalam membangun Pusat Inovasi diharapkan juga dapat
mengadopsi kurikulum teknopreneurship. Kurikulum teknopreneurship merupakan komponen
yang komplementer bagi perguruan tinggi yang akan membangun Pusat Inovasi.
Karena dengan kurikulum teknopreneurship tersebut akan tumbuh minat dan semangat
untuk menjadi teknopreneur dari kalangan mahasiswa. Dengan demikian hal itu akan
menjadi sumber bagi calon tenant yang
akan dibina melalui Pusat Inovasi di perguruan tinggi tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar