IKLAN

Senin, 20 Februari 2017

Langkanya Cendekiawan



Indonesia saat ini, diakui atau tidak, mengalami kelangkaan cendekiawan, baik dari kalangan ilmuwan maupun ulama. Memang jumlah sarjana, magister, doktor, atau bahkan profesor semakin bertambah. Namun, jumlah yang bermental dan berperilaku cendekiawan ternyata masih langka.

Bahkan, yang pernah dipandang sebagai 'ikon cendekiawan' saja, contoh mahasiswa teladan, dosen teladan, atau ketua di sebuah organisasi terpelajar, di kemudian hari ternyata menunjukkan perilaku yang meragukan. Ada dari mereka yang menjadi pengikut tokoh spiritual yang mengandalkan irasionalitas.  Ada yang sejak wisuda doktor tidak terdengar lagi karyanya.  Ada juga yang tampaknyanya 'terlalu fokus di menara gading' ilmu, di ruang kuliah atau di ruang ibadah, tetapi kurang peduli atas realitas bangsanya. Jumlah mereka tidak sedikit. Sebagian justru bangga menjadi bagian kekuatan global, yang sebenarnya ingin mengisap kekayaan negeri ini. Memang konon strategi mereka ialah "win-win" (menang-menang). Namun yang terjadi, yang benar-benar menang ialah sang kekuatan global dan mereka sendiri, sedangkan bangsanya hakikatnya kalah.